Jelang Puncak Pilkada, Masyarakat Cerdas Wujudkan Figur Berintegritas


Oleh : Nandra Mailani

JambiOnline.id - Ancaman virus dan pemilu tampaknya menjadi dua hal yang trending dalam waktu sepekan, tidak hanya menimbulkan keresahan keadaan ini juga seolah memaksa untuk berjalan berdampingan. Menunggu sampai ancaman virus berakhir dengan tervaksinnya seluruh penduduk adalah kondisi ideal bagi masa depan Indonesia. Nyata nya hal ini masih menjadi harapan belaka, tidak ada yang bisa memastikan ujung dan akhirnya. Sementara penyelenggaraan pilkada mendatang (9/12/2020) merupakan salah satu agenda politik prioritas demi terwujudnya sirkulasi kekuasaan sesuai prinsip dan aturan demokrasi. 

Tidak heran apabila banyak negara tetap melaksanakan pemilu di tengah keadaan dunia yang tidak stabil ini, seperti hal nya Pemilu Presiden di USA yang berlangsung dengan sengit padahal semua khalayak tau bahwa negara tersebut merupakan negara yang terdampak kasus positif dan kematian tertinggi di dunia. Dalam kehidupan bernegara, stabilitas politik sangat perlu dijaga, terlebih lagi Indonesia kini sudah menerapkan skema pilkada serentak yang berpotensi menimbulkan kerumunan massa. Berdasarkan perpu no. 2 tahun 2020 penyelenggaraan pilkada ini telah mengalami penundaan selama 3 bulan, yang semula September menjadi Desember. Banyak yang menilai bahwa penundaan tersebut masih terbilang kurang karna melihat keadaan saat ini yang masih belum stabil. Namun disisi lain Menkopolhukam Mahfud MD tetap menegaskan bahwa pelaksanaan pilkada tak perlu ditunda lagi dan agar tetap dilaksanakan pada 9 Desember 2020 hal tersebut juga didukung dengan terbitnya peraturan KPU No. 5 Tahun 2020. 

Pilkada Serentak yang akan dilaksanakan pada 9 Desember 2020 oleh 270 Daerah dengan rincian 9 Provinsi, 224 Kabupaten dan 37 Kota teramsuk Jambi. Pada dasarnya Jambi telah siap melaksanakan pilkada serentak. Terlebih Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jambi mengumumkan ada tiga pasangan calon (paslon) yang akan maju di Pilgub Jambi, Adapun Paslon yang maju dalam pilgub jambi ini ialah Al Haris - Abdullah Sani, Fachrori Umar - Irjen Safril Nursa, dan Cek Endra - Ratu Munawaroh. Pilkada serentak tahun ini tentunya akan sangat berbeda dengan pilkada sebelumnya, pasalnya meskipun dengan kondisi ancaman virus Pilkada tetap harus diselenggarakan dan ini akan menjadi tantangan besar bagi Indonesia khususnya 270 titik daerah. 

Terlepas dari semua tantangan dan ancaman wabah, masyarakat juga membutuhkan pemimpin yang berpengaruh dan berintegritas. Pemimpin yang berintegritas adalah pemimpin yang memiliki integritas dalam etika dan moral, integritas dalam keberadaan benar dihadapan Tuhan, integritas dalam berpikir, dan juga dalam berkomunikasi. Integritas yang teruji merupakan modal utama bagi seorang figure pemimpin. Namun disini bukan moment untuk menjelaskan bagaimana menjadi seorang pemimpin yang berintegritas melainkan memberikan penegasan pentingnya Partsisipasi Masyarakat dalam mewujudkan figure yang diharapkan. 

Partisipasi Masyarakat

Berkaca dengan pilkada yang dilaksanakan sebelumnya, Tahun 2015 adalah pilkada dimana partisipasi masyarakat yang menggunakan hak pilihnya masih rendah (golput). Alasan rendahnya pasrtisipasi ini ada banyak faktor bisa saja kesadaran yang masih kurang, kesadaran tersebut timbul karena kurang pengetahuan akan pentingnya menggunakan suara pada pilkada tersebut, atau mungkin saja kecewa dan tidak percaya karena melihat pengalaman dari pemimpin yang terpilih tidak menjalankan roda pemerintahan dengan baik dan berujung kasus korupsi. Semakin tinggi angka pemilih yang golput, menandakan semakin rendahnya partisipasi pemilu. Padahal dalam menentukan sosok figure pemimpin partsisipasi masyarakat sangat berpengaruh dan diperlukan, alasan nya ialah karna sejatinya masyarakatlah yang akan menentukan nasibnya ke depan melalui pemimpin yang dipilihnya, pemimpin yang berintegritas, yang mampu memikirkan segenap kesejahteraan masyarakat dan mampu mendengar serta mengayomi semua warganya. tidak hanya itu partisipasi masyarakat juga bagian dari nilai demokrasi yang tentunya harus dijaga terus menerus. Dalam praktiknya Ketika kita berani untuk menggunakan hak pilih, bearti kita telah menjalankan bentuk pemerintahan demokrasi sebagaimana adanya, dimana hak semua warga diberdayakan secara maksimal untuk mengambil keputusan yang menentukan perubahan hidupnya baik secara ekonomi, sosial maupun budaya. 

Nah yang menjadi pertanyaan nya adalah, bagaimana partisipasi masyarakat di pilkada dengan kondisi pandemic seperti sekarang ini? Jika sebelumnya kampanye menggunakan berbagai metode seperti mengumpulkan massa, konser music dan seni. Sementara pilkada serentak tahun ini banyak mngandalkan metode daring/ online seperti iklan di media sosial. lantas apakah semua masyarakat adalah orang yang melek teknologi? Apakah masyarakat bersedia memberikan waktunya untuk membaca, melihat, dan mendengarkan kempanye melalui social media? Hal ini menjadi tantangan tersendiri baik bagi para paslon maupun masyarakat, agar angka golput menurun dan partisipasi meningkat.

Provinsi Jambi saat ini membutuhkan pemimpin yang handal, berintegritas, dan berprestasi dengan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berpartisipasi menggunakan hak pilih. Sadar akan kondisi ancaman wabah yang tak kunjung berakhir, masyarakat dibuat krisis dalam berbagai aspek. Oleh karena itu masyarakat membutuhkan pemimpin yang bisa mengatasi berbagai macam masalah dengan inovasi inovasi agar kondisi tak kian memburuk. Dan hal ini hanya bisa dijawab oleh pemilih yang berperan aktif, aktif memahami visi misi paslon, aktif mengajak sesama untuk menggunakan hak pilih, aktif mengikuti rangkaian proses pilkada sesuai prosedur dan protocol Kesehatan, serta aktif dalam mendampingi dan mengawasi perhitungan suara. Masyarakat harus cerdas wujudkan pemimpin yang berintegritas.

Penulis merupakan mahasiswa program studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Hukum Universitas Jambi. 
أحدث أقدم