PEMANFAATAN OLAHRAGA MILENIAL TERHADAP KEKAYAAN KEARIFAN LOKAL
Oleh : Bayu Thomi Rizal
(Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta)
Kebangkitan Olahraga Nasional Berawal dari ditolaknya Indonesia oleh Inggris yang menjadi tuan rumah Olimpiade ke-14 Musim Panas XIV di London, pada tahun 1948. Indonesia yang pada saat itu baru saja merdeka dianggap belum layak mengikuti olimpiade karena belum memiliki prestasi apapun pada bidang olahraga. Namun, selain itu negara Inggris merupakan sekutu Belanda yang masih belum menerima kemerdekaan Indonesia. Usaha untuk memperkenalkan atlet Indonesia di kancah global saat itu gagal. Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) belum diakui sebagai anggota International Olympic Committee (IOC) dikarenakan kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia belum diperoleh sepenuhnya menjadi penghalang besar.
Kegagalan itu menjadi topik pembahasan utama dalam konferensi darurat Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) pada Mei 1948. Hasilnya, konferensi PORI sepakat untuk menggelar Pekan Olahraga Nasional (PON). Hingga akhirnya PON ke-1 di Stadion Sriwedari, Surakarta, Jawa Tengah pada 9-12 September 1948 diresmikan oleh Presiden Soekarno dan ditutup oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX selaku Komite Olimpiade Republik Indonesia (KORI).
Seiring berjalannya waktu, Presiden Indonesia ke-2 Soeharto menetapkan 9 September 1983 sebagai Hari Olahraga Nasional (HAORNAS) yang diperingati setiap tanggal 9 September oleh Bangsa Indonesia melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 67 tahun 1985. Haornas merupakan wujud nyata kepedulian pemerintah akan pentingnya pendidikan olahraga.
Adapun maksud dan tujuan penyelenggaraan PON pertama ini adalah untuk menunjukkan pada dunia luar bahwa Bangsa Indonesia dalam kondisi yang baru saja mengecap kemerdekaan, sanggup menggalang persatuan dan kesatuan serta tetap bersatu kokoh dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika. Momentum ini untuk mengingat kembali suatu peristiwa bersejarah pada bidang olahraga yang memberikan inspirasi dan motivasi bagi seluruh Bangsa Indonesia.
Pada tahun 2020 ini merupakan kali ke-37 Haornas diperingati. Pada situasi ditengah pandemi Covid-19 ini, Haornas dibeberapa lembaga yang ikut memperingatinya dilakukan secara virtual. Pada tahun ini pemerintah akan mengembangkan beberapa sektor bidang olahraga yang menjadi fokus utama yaitu “Sport Science, Sport Tourism, dan Sport Industry”.
Olahraga Milenial
Olahraga sudah menjadi bagian gaya hidup bagi kebanyakan generasi milenial.
Selain untuk menjaga kesehatan tubuh, kebutuhan akan olahraga juga dimanfaatkan para milenial menjadi sebuah media untuk saling berinteraksi dan bersosialisasi.
E-Sport menjadi opsi yang dianggap sangat cocok bagi generasi masa kini untuk mendefinisikan arti olahraga itu sendiri. E-Sport sendiri adalah singkatan dari electronic sports yang memiliki arti olahraga yang menggunakan game/ permainan video game yang bersifat kompetitif utama yang dimainkan oleh orang yang professional.
Tidak bisa dipungkiri popularitas E-Sports pada masa kini tidak bisa dianggap remeh, sejak tahun 2010 angka perkembangan E-Sports terus meningkat hingga menyentuh sembilan puluh persen pada tahun 2020 dan diperkirakan akan terus berkembang pesat.
Berbagai turnamen video game selalu ramai ditonton baik lewat streaming secara online maupun daring langsung melihat secara live. Tumbuh suburnya komunitas video game tentunya juga menarik banyak orang untuk membuat menejemen E-Sports yang membiayai banyak atlet untuk berkompetisi. Hal ini membuka banyak lowongan kerja bagi masyarakat.
Selain itu olahraga cabang E-Sports juga sudah resmi dipertandingkaan pada ajang Asian Games, SEA Games, dan multievent lainnya.
E-Sports juga bisa mengajarkan pola hidup yang sehat bagi para gamer. Gamer biasanya diidentikan dengan pola hidup yang buruk. Mulai dari pola tidur, pola makan, dan gaya hidup yang tidak sehat. Namun dengan adanya E-Sports mereka dituntut untuk tetap disiplin dan menjaga kesehatan fisik layaknya atlet olahraga. Setiap atlet E-Sports dituntut untuk terus dalam kondisi prima lewat jadwal rutin harian mulai dari olahraga fisik guna untuk membuat mereka tetap fokus ketika bertanding, latihan bermain video game, makan, dan lain sebagainya. Latihan fisik bagi atlet E-Sports dapat dilakukan dengan latihan kardiovaskuler seperti joging, berenang, atau HIIT (High Intensity Interval Training).
E-Sports memiliki banyak manfaat. Selain popularitas E-Sports yang sangat tinggi dikalangan remaja sehingga bisa membuka banyak lowongan pekerjaan, E-Sport juga bisa mendidik para gamer untuk tetap melakukan pola hidup yang sehat. Dengan demikian, ESport sangat layak untuk terus dikembangkan dan menjadi salah satu cabang yang ditonjolkan dalam olahraga yang tentunya dapat menarik banyak minat remaja atau generasi milenial. Seiring waktu berjalan, semakin banyak game yang dipertandingkan dan semakin besar juga hadiah yang ditawarkan. Hingga saat ini, hadiah terbesar pada kompetisi yaitu DotA 2 „The International‟ yang mencapai total hadiah $219 juta atau setara dengan Rp 3.213.507.450.000 (Rp 3 trilliun). Hingga Atlet E-Sport menjadi salah satu profesi yang menarik bagi kaum milenial. Sebagian atlet-atlet cabang E-Sport asal Indonesia telah menjuarai berbagai kejuaraan Internasional, bahkan meraih gelar Juara Dunia. Dengan demikian potensi cabang olahraga E-Sport di Indonesia sangat berkembang pesat.
Antusias dan minat yang sangat tinggi terhadap olahraga cabang E-Sport ini bisa menjadi suatu potensi yang bila dimanfaatkan dan dikemas dengan baik untuk menjadi suatu event yang bisa membuat dampak positif yang besar bagi bangsa Indonesia. Artinya bangsa Indonesia punya potensi untuk menyelenggarakannya bila dimanfaatkan dengan kekayaan kearifan lokalnya.
Pengembangan Olahraga Nasional
Kementerian Pemuda dan olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) merupakan kementrian dalam pemerintah Indonesia yang membidangi urusan pemuda dan olahraga. Sebagai Instansi pemeritah yang tidak henti-hentinya mengembangkan olahraga di Indenesia hingga saat ini telah banyak meluncurkan program-program unggulannya. Namun pada kesempatan menyambut Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-37 pada tahun 2020.
Zainudin Amali sebagai Menteri saat ini menyatakan bahwa pada tahun ini dan kedepannnya pemerintah akan mengembangkan beberapa sektor bidang olahraga yang menjadi fokus utama yaitu “Sport Tourism, Sport Science, dan Sport Industry”. Pernyataan tersebut tentu telah dikaji secara matang oleh berbagai pihak terkait.
Sport Tourism salah satunya, event yang telah sukses diselenggarakan di beberapa daerah Indonesia telah memberikan dampak positif yang besar bagi bangsa Indonesia. Seperti Tour de Singkarak, Tour de Ijen, Borobudur Marathon, dan Triathlon juga sudah mendatangkan turis dari berbagai negara untuk datang ke Indonesia. Kondisi alam Indonesia, baik daratan, lautan, pegunungan, dan cuaca, dinilai sangat mendukung untuk menjadikan wisata olahraga atau Sport Tourism. Berbagai negara juga sudah menyediakan paket-paket wisata olahraga untuk menjadi sumber devisa negaranya.
Sejauh ini kegiatan/event yang diselenggarakan dalam bentuk Sport Tourism dikalaborasikan dengan cabang olahraga Bersepeda, Marathon, Panjat Tebing, Triatlon dll.
Namun belum ada yang mengkalaborasikannya dengan cabang olahraga yang sedang populer saat ini dan digemari oleh kaum milenial yaitu (E-Sports) dan pelaksanaannya juga belum ada yang dikemas dengan nuansa Outdoor yang memanfaatkan keindahan alam sekitar event.
Berkaitan dengan pengembangan Sport Tourism yang telah dilaksanakan dan terbukti memberikan dampak baik bagi bangsa Indonesia. Maka jika Sport Tourism dikalaborasikan dengan olahraga yang saat ini banyak digemari oleh generasi milenial (ESports) dan didukung dengan kekayaan kearifan lokal bangsa Indonesia. Maka tidak menutup kemungkinan kalaborasi antara E-Sports yang dikemas dalam kemasan Sport Tourism akan menjadi sesuatu event yang baru dan menarik untuk diselenggarakan. Hal ini tentu dilatarbelakangi oleh minat dan antusias cabang olahraga yang saat ini sedang populer (E-Sports) dan wisata olahraga yang dimanfaatkan dengan kekayaan kearifan lokal bangsa Indonesia (Sport Tourism).