
"Dari 291 ribu (positif Corona di RI), (kasus) kematian sekitar 10 ribu lebih, dan 2,3 persennya, menurut IDAI, adalah usia anak," kata Retno kepada wartawan, Kamis (1/10/2020).
Karena itu, Retno khawatir jumlah kasus positif Corona yang menjangkit anak-anak Indonesia akan bertambah, jika pembelajaran tatap muka kembali dibuka tanpa persiapan yang matang. Dia lalu memberi contoh kasus di Amerika Serikat, di mana dalam 2 pekan setelah sekolah dibuka, anak-anak yang terpapar virus Corona mencapai 97 ribu kasus.
"Amerika Serikat membuka sekolah 2 minggu 97 ribu tambahan kasus anak terkena COVID, kalau Israel 2.626 kasus hanya dalam waktu 1 bulan buka sekolah," sebut Retno.
Retno pun meminta agar pihak sekolah mempersiapkan secara matang apabila ingin kembali membuka pembelajaran tatap muka. "Penguatannya adalah pada persiapan, persiapannya banyak, daerah siap, sekolah siap, guru siap, orang tua siap, murid siap," ucapnya.
Di sisi lain, Retno memastikan bahwa KPAI akan terus memantau sejauh mana pemerintah bisa menekan angka positif Corona terhadap anak-anak. Menurutnya, pihak sekolah di Indonesia bisa meniru cara negara-negara di Eropa dalam mencegah penularan Corona terhadap anak-anak.
"Eropa sudah bisa menangani pandemi, dan dia kematian anak 0,03 persen, Indonesia 2,3 persen. Kalau sekolah (di Indonesia) dibuka tanpa persiapan, dan ledakan kasus akan besar," imbau Retno