![]() |
Dori Efendi, P.hD |
Banyaknya kontestan gubernur yang mendaftarkan diri untuk pilgub 2020 adalah pertanda negeri Jambi memiliki putra daerah yang kredibel dan berpikiran neologisme untuk kemajuan Jambi. Tentu ini menjadi pertanda baik untuk masyarakat Jambi karena memiliki banyak alternatif pilihan untuk menjadi pemimpin. Kembali pada pertanyaan di atas, setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan oleh calon alternatif.
MODAL ELEKTORAL
_________
- Calon alternatif harus memiliki modal politik "political cost" karena partai politik tentu akan menilai kemampuan seorang calon untuk mereka pilih. Hal ini merujuk kepada perilaku partai politik yang selalu transaksional dalam pemilu. Misalnya, seorang calon harus mempersiapkan Mahar Politik. Bakan perilaku politik transaksional ini mempengaruhi perilaku pemilih dengan terjadinya "vote buying dan money politics" pembelian suara dan politik uang.
- Calon alternatif harus memiliki modal sosial. Tidak jauh berbeda antara kedua hal ini. Hanya saja untuk membangun modal sosial, calon alternatif harus mambangun tim kampanye yang loyal. Artinya strategi pemenangan ini harus berlandaskan kepada "political mapping" yang matang sehingga populeritas calon mampu dinaikkan. Di samping itu, sang-calon juga harus turun kekantong-kantong suara untuk memaparkan visi dan misi. Tentunya ini bukan hal yang mudah untuk dilaksanakan.
- Potensi kaderisai partai politik. Saya meminjam istilah Hegel, dalam melihat partai politik yaitu ‘geist’ atau ruh yang berperan mempengaruhi kualitas demokrasi. Oleh itu, kata Clinton Rossiter, ilmuwan politik mengatakan “tidak ada demokrasi tanpa politik, dan tidak ada politik tanpa partai”. Artinya partai politik akan mengutamakan kadernya untuk menduduki kekuasaan, bukan politisi luaran yang datang mengoda untuk meraih kekuasaan.
Jika merujuk dari tiga indikator di atas, maka partai politik adalah anak emas demokrasi.
Apakah calon alternatif akan dipilih oleh partai politik? Jangan lupa makan jagung rebus. !!!
Dori Efendi, P.hD